Pesona Mistis dan Keindahan Pura Besakih, Bali

Sebagai pura terbesar dan tertua di Bali, Pura Besakih menjadi pusat kegiatan keagamaan Hindu sekaligus menawarkan pemandangan Gunung Agung yang megah.

9/20/20253 min read

a large group of people in white outfits
a large group of people in white outfits

Bali selalu menjadi magnet bagi para pelancong, baik yang mencari keindahan alam, budaya, maupun pengalaman spiritual. Di antara ratusan pura yang tersebar di Pulau Dewata, Pura Besakih memegang posisi istimewa. Terletak di lereng Gunung Agung, pura ini dikenal sebagai “Mother Temple” atau Pura Induk bagi umat Hindu di Bali. Tidak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan, Pura Besakih juga menyimpan pesona mistis yang memikat hati, serta panorama alam yang tak tertandingi.

Bagi banyak orang, berkunjung ke Pura Besakih bukan sekadar perjalanan wisata, melainkan juga sebuah pengalaman yang menggetarkan jiwa. Bangunannya yang megah, suasananya yang sakral, dan latar belakang Gunung Agung yang kokoh menciptakan perpaduan sempurna antara seni, spiritualitas, dan alam.

Sejarah dan Asal Usul Pura Besakih

Asal-usul Pura Besakih berakar pada sejarah panjang Bali yang dipengaruhi oleh budaya Hindu. Menurut catatan arkeologi dan prasasti, kompleks pura ini mulai dibangun pada abad ke-8. Legenda setempat mengisahkan bahwa pura ini didirikan oleh Rsi Markandeya, seorang tokoh spiritual yang datang dari Jawa pada masa Majapahit.

Beliau memimpin pembukaan hutan di lereng Gunung Agung, dan di lokasi Pura Besakih sekarang inilah ia memancangkan pralingga (simbol suci) sebagai pusat pemujaan. Sejak saat itu, tempat ini menjadi pusat ibadah umat Hindu Bali dan berkembang menjadi kompleks pura terbesar di pulau ini. Keberadaan Pura Besakih yang tetap berdiri tegak selama ratusan tahun, bahkan ketika Gunung Agung meletus pada 1963, menambah kesan mistisnya. Letusan besar itu menewaskan ribuan orang, tetapi aliran lava berhenti hanya beberapa meter dari pura utama, seolah dilindungi oleh kekuatan gaib.

Arsitektur yang Memikat dan Sarat Makna Filosofis

Pura Besakih bukan hanya satu pura, melainkan kompleks yang terdiri dari lebih dari 80 pura kecil. Pura Penataran Agung adalah yang paling utama, dengan gerbang candi bentar megah dan tangga panjang yang mengarahkan pandangan langsung ke puncak Gunung Agung.

Setiap bangunan di Pura Besakih memiliki fungsi dan simbolisme tersendiri. Struktur pura dibangun dengan konsep Tri Loka (tiga alam), yaitu:

1. Bhur Loka – Dunia bawah, tempat manusia hidup.

2. Bwah Loka – Dunia tengah, tempat roh-roh bersemayam.

3. Swah Loka – Dunia atas, tempat para dewa.

Penggunaan batu hitam vulkanik sebagai bahan bangunan memberi kesan kokoh dan abadi. Di setiap sudutnya, Anda akan menemukan pahatan rumit, ukiran naga, dan ornamen khas Bali yang sarat makna spiritual.

Keindahan Alam Sekitar

Terletak di ketinggian sekitar 1.000 meter di atas permukaan laut, Pura Besakih menawarkan pemandangan spektakuler. Dari sini, Anda bisa melihat hamparan sawah berundak, perbukitan hijau, dan tentu saja puncak Gunung Agung yang menjulang. Pada hari-hari cerah, matahari terbit dari balik Gunung Agung menghadirkan pemandangan luar biasa. Kabut tipis yang menyelimuti lereng gunung di pagi hari menambah aura mistis pura ini. Saat senja, cahaya keemasan yang memantul di dinding pura menciptakan suasana magis yang sulit dilupakan.

Upacara Keagamaan dan Tradisi

Sebagai pusat keagamaan, Pura Besakih menjadi lokasi berbagai upacara besar umat Hindu Bali, seperti Odalan dan Eka Dasa Rudra. Yang paling terkenal adalah Piodalan Agung, yang diadakan setiap 100 tahun sekali, melibatkan ribuan umat dari seluruh Bali. Ketika upacara berlangsung, Pura Besakih akan dipenuhi dengan umat berpakaian adat, membawa sesajen, dan diiringi gamelan. Bau dupa memenuhi udara, dan lantunan doa menambah kesan sakral. Bagi wisatawan, momen ini adalah kesempatan langka untuk menyaksikan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan yang menjadi inti dari filosofi Bali, Tri Hita Karana.

Tips Mengunjungi Pura Besakih

Jika Anda berencana berkunjung, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar perjalanan Anda lebih nyaman dan bermakna:

1. Gunakan Pakaian Sopan dan Sarung
Memasuki area pura, semua pengunjung diwajibkan mengenakan sarung dan selendang. Anda bisa membawanya sendiri atau menyewa di pintu masuk.

2. Datang Pagi atau Sore Hari
Selain menghindari keramaian, waktu ini memberikan cahaya terbaik untuk fotografi.

3. Ikuti Aturan Lokal
Jangan memotret saat upacara berlangsung tanpa izin, dan selalu hormati area yang dianggap suci.

4. Gunakan Jasa Pemandu Lokal
Pemandu bisa memberikan penjelasan tentang sejarah, simbolisme, dan tradisi pura, sehingga kunjungan Anda menjadi lebih bermakna.

Pesona Mistis yang Tak Terlupakan

Banyak pengunjung mengaku merasakan aura mistis saat berada di Pura Besakih. Suasana hening, udara sejuk, dan latar Gunung Agung membuat tempat ini terasa seperti dunia lain. Bagi yang peka, getaran spiritualnya bisa sangat kuat, seolah-olah Anda sedang berada di antara dua alam: dunia manusia dan dunia para dewa.

Rute Menuju Pura Besakih

Pura Besakih terletak di Kabupaten Karangasem, sekitar 2 jam perjalanan dari Denpasar atau Kuta. Anda bisa menggunakan mobil sewaan atau mengikuti tur harian yang sering mencakup kunjungan ke objek wisata lain di sekitarnya. Perjalanan menuju pura ini sudah menjadi pengalaman tersendiri. Jalan berkelok di antara hamparan sawah, desa-desa tradisional, dan pemandangan Gunung Agung yang semakin dekat akan membuat Anda tidak bosan di perjalanan.