Candi Cetho

Keagungan Spiritual dan Arsitektur Unik di Lereng Gunung Lawu

Candi Cetho merupakan salah satu situs bersejarah yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Terletak di ketinggian sekitar 1.400 meter di atas permukaan laut di lereng Gunung Lawu, candi ini menawarkan pemandangan alam yang memukau serta nilai sejarah dan spiritual yang mendalam.​

Sejarah dan Asal Usul Candi Cetho

Candi Cetho pertama kali ditemukan oleh arkeolog Belanda, Van de Vlies, pada tahun 1842. Nama "Cetho" sendiri berasal dari nama desa tempat candi ini berada, yang dalam bahasa Jawa berarti "nampak dengan jelas". Nama tersebut merujuk pada kemampuan siapapun untuk dengan jelas melihat panorama alam indah di sekitar desa ini. ​ Candi ini diperkirakan dibangun pada masa pemerintahan Raja Brawijaya V dari Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1475 Masehi. Fungsi utama candi ini adalah sebagai tempat pelaksanaan ritual tolak bala dan ruwatan, yang tercermin dari relief-relief yang ada di candi ini. ​

Arsitektur dan Struktur Candi

Candi Cetho memiliki struktur punden berundak yang terdiri dari sembilan teras. Setiap teras memiliki fungsi dan simbolisme tersendiri yang berkaitan dengan ajaran Hindu dan upacara keagamaan.​

· Teras Pertama: Merupakan halaman terbuka yang dihiasi dengan arca-arca penjaga dan gapura besar berbentuk candi bentar.​

· Teras Ketiga: Terdapat petilasan Ki Ageng Krincingwesi, yang diyakini sebagai leluhur masyarakat Dusun Ceto.​

· Teras Keempat: Dihiasi dengan relief yang menggambarkan kisah Samudramanthana dan Garudeya, yang menguatkan anggapan bahwa candi ini digunakan untuk tujuan ruwatan.​

· Teras Ketujuh: Menampilkan simbol phallus (kuntobimo) dan batu berbentuk kura-kura raksasa yang melambangkan penciptaan manusia dan alam semesta.​

· Teras Kesembilan: Merupakan aras tertinggi yang digunakan sebagai tempat pemanjatan doa, dengan sebuah batu berbentuk kubus sebagai pusatnya. ​

Paket open trip bromo termurah

Fungsi dan Makna Spiritual

Candi Cetho tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat untuk melakukan ritual tolak bala dan ruwatan. Relief-relief yang ada di candi ini menggambarkan berbagai kisah yang berkaitan dengan ajaran Hindu, seperti Samudramanthana dan Garudeya, yang memiliki makna mendalam dalam konteks spiritual dan keagamaan. Hingga kini, Candi Cetho masih digunakan oleh umat Hindu sebagai tempat berdoa dan melaksanakan upacara keagamaan. Kehidupan spiritual yang kental terasa di setiap sudut candi ini, menjadikannya sebagai tempat yang sakral dan penuh makna.​

Daya Tarik Wisatawan

Selain nilai sejarah dan spiritualnya, Candi Cetho juga menawarkan keindahan alam yang memukau. Pemandangan dari atas candi memperlihatkan hamparan pepohonan hijau dan udara sejuk yang menyegarkan. Keindahan alam ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana tenang dan damai.​

Akses menuju Candi Cetho cukup mudah dijangkau, meskipun jalan menuju candi ini cukup menantang dengan tanjakan yang curam. Namun, semua itu terbayar dengan keindahan dan ketenangan yang ditawarkan oleh candi ini.​

Tips Berkunjung ke Candi Cetho

1. Waktu Terbaik: Kunjungi Candi Cetho pada pagi hari untuk menikmati udara sejuk dan menghindari keramaian.​

2. Pakaian: Kenakan pakaian yang nyaman dan sepatu yang sesuai untuk berjalan kaki, karena medan menuju candi cukup menantang.​

3. Perlengkapan: Bawa perlengkapan pribadi seperti air minum, kamera, dan perlengkapan ibadah jika diperlukan.​

Roro Nusantara Tour